Pengunjung Blog

Kamis, 14 Oktober 2010

Liturgi Ekaristi

Liturgi Ekaristi

Pernahkah kita semua mengalami rasa bosan pada ketika kita sedang merayakan Ekaristi bersama-sama di gereja? Pernahkah kita merasa hampa seperti kita tidak mendapatkan sesuatu sehabis merayakan Ekaristi? Jika kedua pertanyaan di atas pernah kita alami, maka saya ingin mengajak teman-teman semua untuk lebih mengerti makna Ekaristi bagi Gereja Katolik yang benar serta bagaimana caranya untuk memulai suatu kehidupan Ekaristi.

Pertama-tama marilah kita mengetahui lebih dulu definisi dari Ekaristi/Eucharist. The Eucharist (Thanksgiving) is the sacramental celebration of the Paschal Mystery (i.e., Christ's dying and rising for humankind) in a context of praise and thanks for all that God has done and continues to do. During the Eucharist the Holy Spirit is called down on the assembly that it might become the Body of Christ, the people of God. === The Harper Collins Encyclopedia of Catholicism ===

Pertama-tama saya ingin membuktikan bahwa perayaan Ekaristi itu sungguh penting bagi kehidupan gereja kita. Pernahkah teman-teman mendengar kisah dua murid Yesus yang bertemu dengan Dia ketika mereka hendak pergi ke desa kecil bernama Emaus (Lukas 24.13-35)? Percayakah teman-teman apabila kisah Emaus ini menjadi sumber yang hidup dari Ekaristi yang kita rayakan tiap minggu? Marilah kita membahasnya satu per satu.

Apa yang terjadi ketika sebuah perayaan Ekaristi dimulai? Sebuah perayaan Ekaristi selalu dimulai dengan perarakan yang diselingi dengan Lagu Pembukaan yang kita nyanyikan dengan bersama-sama. Memuji dan memuliakan Tuhan secara bersama-sama atau berkumpul bersama-sama di dalam nama Tuhan adalah sama halnya dengan mengundang Tuhan untuk hadir. Marilah kita tengok sejenak kisah Emaus dari Injil Lukas 24: 13. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14. dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.

Kedua murid Yesus . mengapa berdua? Dua itu bukan satu. Dua itu bukan sendirian, namun secara bersama-sama membentuk suatu "communion". Karena kebersamaan maka Tuhan Yesus, Sang Pembawa Damai, berkenan untuk hadir.

Setelah Lagu Pembukaan, maka biasanya Seruan Tobat dilambungkan, sebagai sarana kita untuk mengaku bahwa kita semua adalah orang yang berdosa, maka oleh sebab itu kita mohon pengampunan dari Tuhan. Apa kaitannya dengan kisah Emaus? 15. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.

Di sini dikatakan bahwa kedua murid Yesus tidak mengenalNya ketika Ia berjalan bersama mereka. Mengapa? Karena sejak Yesus wafat, murid-murid Yesus kehilangan iman dan kepercayaan mereka akan Sang Guru sampai-sampai mereka tidak mengenal Yesus lagi. Pada ketika itu pula mereka hidup dengan ketakutan karena mereka adalah murid-murid Yesus dari Nasaret yang sangat dibenci oleh kaumnya sendiri. Jadi kita mohon pengampunan dari Tuhan sebab kita adalah orang berdosa (jauh dari Tuhan).

Setelah kita mohon ampun atas dosa-dosa kita, kita sudah layak untuk mendengarkan sabda Tuhan (Liturgi Sabda). Kisah Emaus berkata: 25. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26. Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" 27. Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Liturgi Ekaristi adalah kelanjutan dari Liturgi Sabda. Liturgi Ekaristi ditandai dengan iman kita yang merindukan Tuhan yang hadir dengan nyata di dalam bentuk roti dan anggur. Di dalam kisah Emaus: 28. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Yang terjadi selanjutnya adalah Konsekrasi yang disertai dengan Pemecahan Roti. Pada saat inilah roti dan anggur, hasil dari bumi, diubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Jadi roti dan anggur yang kita makan dan minum pada saat Komuni bukan hanya simbol dari Yesus melainkan adalah Yesus sendiri. Di dalam kisah Emaus: 30. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Jadi mungkin sekarang sudah semakin jelas mengapa sehabis Konsekrasi, roti dan anggur adalah tubuh dan darah Kristus. Ketika Yesus memecah belah roti, barulah kedua murid Yesus itu sadar bahwa orang asing yang berbicara kepada mereka di jalan dan yang duduk berhadapan dengan mereka adalah Yesus, Sang Guru. Sesaat setelah mereka sadar, Yesus meng-hilang dari penglihatan mereka dan apa yang tertinggal? HOSTI! Jadi roti yang tertinggal tidak salah lagi adalah Yesus sendiri.

Di akhir perayaan Ekaristi, setelah Doa Penutup dan Berita Gereja, imam mengutus kita untuk menjadi saksi Kristus dan menyebarkan Injil ke pelosok bumi. Di dalam kisah Emaus:

33. Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 34. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."
35. Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Begitu bersemangatnya kedua murid Yesus itu sampai-sampai mereka dengan segera pulang ke Yerusalem, Bait Allah, untuk bergabung dengan para murid yang lainnya. Ternyata Yesus pun sudah menampakkan dirinya pada Simon Petrus, namun karena semangat perutusan mereka yang berkobar-kobar, mereka bersaksi bahwa mereka pun bertemu Yesus.

Jadi kedua murid Yesus ini telah menempuh perjalanan jauh ke Emaus, bertemu Yesus di sana, dan kembali ke Yerusalem untuk mewartakan kabar gembira. Bukankah ini semua menjadi inti dan tujuan dari suatu perayaan Ekaristi? Intinya adalah Ekaristi yang kita rayakan adalah suatu perjalanan hidup kita dimana kita datang sebagai orang yang berdosa dan jauh dari Tuhan, bertemu dan menerima Yesus, dan pada akhirnya pulang dan mewartakan Injil keselamatan-Nya.

Setelah menyadari dan mengerti makna dari perayaan Ekaristi, kita pun diajak untuk menjalani kehidupan Ekaristi tersebut. Bagaimana kita dapat menjalani kehidupan Ekaristi? Kehidupan Ekaristi adalah suatu bentuk kehidupan yang dipenuhi oleh rasa syukur kepada Tuhan serta dimana kita percayakan segenap hidup kita kepada-Nya, yang memberi dan yang akan mengambilnya nanti.

Di dalam suatu kehidupan Ekaristi sangat penting adanya kepercayaan yang luar biasa akan kehadiran Yesus Kristus yang telah bangkit dari maut dalam bentuk roti dan anggur yang kita nikmati setiap kita merayakan perayaan Ekaristi. Sangat penting pula disadari bahwa setiap merayakan Ekaristi, kita berjumpa dengan Tuhan, kita menerima Dia, serta kita percaya dan beriman kepadanya dengan semangat perutusan yang tinggi untuk senantiasa mewartakan Injil keselamatan-Nya kepada sesama kita.

Dengan ini saya ingin sekali mengajak teman-teman semua untuk menyadari kehadiran Tuhan (intimate presence of God) dalam bentuk roti dan anggur dan dengan bekal iman dan kepercayaan kita kepada Yesus Kristus yang telah lahir, wafat, dan bangkit, sudah selayaknyalah kita ikut berperan serta kepada karya keselamatan Kristus sebagai saksi-saksi-Nya. AMIN!

"Lord, make me an instrument of your peace." (doa St. Franciscus dari Assisi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar